Ummu Fauzi Untuk Al-Mustaqbal.net
Sebelum masuknya Islam, Asia Tengah memiliki banyak agama yang dianut penduduknya, seperti Budha, Zoroaster dan Nasrani. Mereka adalah korban diskriminasi etnis, penindasan serta perang antara suku-suku dan pasukan militer kekaisaran Cina dari Timur dengan Persia dari Barat.
Beberapa fragmen sejarah penting kawasan ini ;
1. Awal dari masuknya Islam ke wilayah ini adalah sebuah kemenangan yang dimulai di masa Khalifah Umar bin Khattab ra, pada abad pertama Hijriah, dan diteruskan pada masa Khalifah Utsman bin Affan ra. Terus berlanjut di masa-masa para Khulafa dan penguasa Bani Umayyah. Mereka membuka kawasan Persia, Azerbaijan, Armenia, Georgia dan wilayah Laut Kaspia yang meliputi seluruh Kaukasus. Pembukaan wilayah Islam dilanjutkan ke wilayah Khurasan, Tabrastan, Sajistan hingga Kabul. Gerakan ini sempat terhenti di masa fitnah besar di akhir era Khalifah Utsman bin Affan ra dan masa Khalifah Ali ra. Gerakan pembebasan dilanjutkan kembali di masa Bani Umayyah yaitu masa Khalifah Muawiyah dan berkembang di masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan dan putranya, di mana wilayah Asia Tengah menjadi wilayah milik Islam. Dan akhirnya turut mengemban da’wah dan bergabung di era pertengahan Islam.
2. Panglima besar Qutaibah bin Muslim Al-Bahli, adalah pemimpin yang membuka kembali wilayah Khwarzem, Bukhara, Samarkand dan kemudian diikuti dengan Khurasan. Beliau menggabungkan wilayah-wilayah tersebut dan menerapkan Islam di Transoxiana pada tahun 88 Hijriah/706 M. Selanjutnya membawa pasukan hingga ke Cina setelah pembukaan Kashger, ibu kota Turkestan Timur. Pada saat itulah Qutaibah diberi mandat untuk memerintah propinsi Khurasan oleh Al-Hajjaj Ibnu Yusuf masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik. Dan dialah yang berjasa menggerakkan masyarakat untuk berjihad di Transoxiana.
3. Pada masa Qutaibah bin Muslim, Raja Bukhara memeluk Islam lewat tangan Qutaibah dan masyarakat kemudian berbondong-bondong masuk Islam. Raja kemudian mendakwahkan Islam pada orang-orang Turki yang menjadi mayoritas penduduk wilayah tersebut.
4. Pengadilan ditegakkan dengan keadilan dan kebijakan-kebijakan politik yang baik untuk menyebarkan Islam di wilayah tersebut. Dari wilayah ini muncul gerakan-gerakan sains dan kebudayaan Islam yang bercampur antara kebudayaan Arab dan non Arab, menjadikan terbentuknya kebudayaan yang kokoh selama berabad-abad.
5. Penyebaran Islam terus berlanjut. Khurasan dan Transoxiana dipenuhi imigran Arab yang datang menetap. Menurut sedikit sumber sejarah, 50.000 keluarga Arab berbondong meninggalkan Basra di Iraq dan menetap di wilayah ini, yang kemudian diikuti gelombang imigran keluarga Arab yang menjadi bukti penyebaran Islam dan meningkatnya perdagangan dan kemajuan kebudayaan.
6. Periode emas meluas dari akhir abad pertama hijriah hingga awal abad ketujuh hijriah, dan berakhir ketika invasi Tartar mulai. Invasi ini dipimpinJenghis Khan pada tahun 600 H (1200M) di wilayah Khawarzim dan menguasainya.
7. Sedangkan sejarah tentang kerajaan-kerajaan di wilayah tersebut setelah mulainya invasi Tartar dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Seluruh wilayah Khilafah Umayyah kemudian beralih diperintah dengan sistem kerajaan (sebagai lawan khilafah), kemudian diikuti oleh pergantian tampuk kekuasaan oleh Khilafah Abbasiah sekitar satu abad kemudian, dan sekali lagi memerintah dengan institusi Khilafah Islam.
b. Negara Tahiriyah berdiri dan berakhir antara 205-259 H.
c. Kemudian negara Safariyah didirikan oleh Ya’qub bin al-Layth al-Safar.
d. Kemudian negara Samanid berdiri dan berakhir antara tahun 261 H – 389 H.
e. Kemudian pendirian negara Ghaznawi terjadi tahun 366 H dan berakhir 387 H (976-997 M), yang mengawali terbentuknya negara besar India serta penyebaran Islam dan menghasilkan raja besar Mahmoud Saboktekin dari Ghaznawi (semoga Allah merahmatinya). Fase ini diwarnai terbentuknya kebudayaan besar dan perkembangan kemajuan di bidang literatur (kesusastraan), penulisan sains, arsitektur, perdagangan, hukum dan administrasi umum.
f. Kemudian muncul Seljuk Turks, yang memerintah Khurasan dan memperluas kekuasaannya ke arah utara Iraq dan mencapai puncak kekuasaan di masa pemerintahan Sultan Alp Arsalan dan putranya Malik Shah.
g. Kemudian muncul negara Al-Khawarzim yang meluaskan kekuasaannya atas Transoxiana, utara Afghanistan dan Khurasan. Negara ini berpusat di Jarjaan di tepi sungai Jihoun. Mereka kemudian diserang oleh Tartar yang menyebabkan kerusakan luas dan berakhir pada kekalahan total Khawarzim pada tahun 618 H (1221 M).
Raja-raja Khawarzim memiliki kontribusi bagi perluasan Islam di Turkistan, di wilayah timur dan utara, di wilayah Rusia (Volga Basin)yang menyebabkan masuknya suku Tartar , di Turks dan Beltar.
Invasi Tartar
Tartar menyerbu dari Mongolia. Peristiwa ini diawali dengan naiknya Timohen (Temujin) pada tahun 601 H/1203 M, yang baru berusia 13 tahun. Ternyata dia dengan cepat mengendalikan suku-suku Mongolia dan mendapat gelar Jenghis Khan dan membentuk pasukan yang kuat. Mereka pergi ke arah timur, menguasai sebagian besar Cina dan kemudian memasuki Beijing. Mereka juga pergi ke arah barat setelah itu. Mereka melintasi sungai dan dengan cepat memasuki Transoxiana seperti aliran air bah, merusak, membakar, membunuh dan menghancurkan kota satu-persatu.
Cucu Jenghis Khan, Batu Khan, menyerbu Eropa timur dan kemudian penerusnya Hulagu menundukkan dunia Islam dan memasuki Baghdad pada tahun 656 H/1258 M, di sana mereka menyembelih Khalifah terakhir Bani Abbasiyah, Al-Mu’tashim.
Setelah penyerahan diri Amir Syam, pasukan Tartar menaklukkan Aleppo dan Damaskus, dan berencana bergerak melalui Mesir. Sisa-sisa pasukan Syam pergi ke Mamluk, Mesir, di bawah pimpinan Saifudin Qutuz. Pasukan Tartar kemudian dikalahkan di bagian utara Palestina yang masih menjadi wilayah bagian Syam dalam peperangan Ayn Jaloot pada tahun 1260 M.
Raja Mongol di Turkistan dan Asia Tengah saat itu adalah Baraka, Khan bin Joji, penguasaMongol pertama yang menyatakan ke-Islamannya. Dia memerintah antara 654-665 H, menyebarkan Islam di Golden Horde dan memenangkan negara di daratan Transoxiana, yang di situ dimulai upaya Hulagu untuk membentuk aliansi dengan negara-negara Nasrani di timur.
Di tangan Muslim Tartar, negeri-negeri seperti Crimea, Bashkeer dan Siberia Barat masuk ke dalam kekuasaan Islam sedikit demi sedikit. Kota Siber menjadi bagian ibu kotanya pada abad ketujuh Hijriyah. Sekitar setengah dari orang Mongolia masuk Islam dan memerintah Asia Tengah hingga Moscow. Wilayah ini dibawah kekuasaan Muslim dari kota Kazan yang segera mereka bangun dan kemudian memerintah dari negara yang kini diketahui bernama Uni Soviet, di bawah kekuasaan Islam. Pemerintahan Timur Lenk (Tamur Lane) berasal dari Polandia dengan ibu kotanya Samarkand.
Anak-anak Tamur Lane memerintah Asia Tengah sekitar seratus tahun hingga peperangan antara anak-anak Tamur Lane (saling bunuh antar saudara) melemahkan negara ini.
Dinasti Shaybanid muncul setelah itu dan memerintah antara 906 H-1006 H dengan ibu kota negara mereka, Bukhara.
Kemudian muncul Dinasti Astrakhan yang memerintah antara 1006 H-1099 H dan memulai peperangan dengan Syiah Safavid di Iran.
Tampuk kekuasaan kemudian terbagi dan menjadi rapuh di wilayah tersebut antara beberapa dinasti hingga awal abad ke-14 H dimana mereka siap dicaplok dalam invasi kekaisaran Rusia.
Sumber: Buku “Muslims of Central Asia and Coming Battle of Islam”
Penulis: Syekh Abu Mus’ab As-Suri
http://www.al-mustaqbal.net/new/share/resensi/seri-kajian-jihad-di-asia-tengah-sejarah-asia-tengah/
Sebelum masuknya Islam, Asia Tengah memiliki banyak agama yang dianut penduduknya, seperti Budha, Zoroaster dan Nasrani. Mereka adalah korban diskriminasi etnis, penindasan serta perang antara suku-suku dan pasukan militer kekaisaran Cina dari Timur dengan Persia dari Barat.
Beberapa fragmen sejarah penting kawasan ini ;
1. Awal dari masuknya Islam ke wilayah ini adalah sebuah kemenangan yang dimulai di masa Khalifah Umar bin Khattab ra, pada abad pertama Hijriah, dan diteruskan pada masa Khalifah Utsman bin Affan ra. Terus berlanjut di masa-masa para Khulafa dan penguasa Bani Umayyah. Mereka membuka kawasan Persia, Azerbaijan, Armenia, Georgia dan wilayah Laut Kaspia yang meliputi seluruh Kaukasus. Pembukaan wilayah Islam dilanjutkan ke wilayah Khurasan, Tabrastan, Sajistan hingga Kabul. Gerakan ini sempat terhenti di masa fitnah besar di akhir era Khalifah Utsman bin Affan ra dan masa Khalifah Ali ra. Gerakan pembebasan dilanjutkan kembali di masa Bani Umayyah yaitu masa Khalifah Muawiyah dan berkembang di masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan dan putranya, di mana wilayah Asia Tengah menjadi wilayah milik Islam. Dan akhirnya turut mengemban da’wah dan bergabung di era pertengahan Islam.
2. Panglima besar Qutaibah bin Muslim Al-Bahli, adalah pemimpin yang membuka kembali wilayah Khwarzem, Bukhara, Samarkand dan kemudian diikuti dengan Khurasan. Beliau menggabungkan wilayah-wilayah tersebut dan menerapkan Islam di Transoxiana pada tahun 88 Hijriah/706 M. Selanjutnya membawa pasukan hingga ke Cina setelah pembukaan Kashger, ibu kota Turkestan Timur. Pada saat itulah Qutaibah diberi mandat untuk memerintah propinsi Khurasan oleh Al-Hajjaj Ibnu Yusuf masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik. Dan dialah yang berjasa menggerakkan masyarakat untuk berjihad di Transoxiana.
3. Pada masa Qutaibah bin Muslim, Raja Bukhara memeluk Islam lewat tangan Qutaibah dan masyarakat kemudian berbondong-bondong masuk Islam. Raja kemudian mendakwahkan Islam pada orang-orang Turki yang menjadi mayoritas penduduk wilayah tersebut.
4. Pengadilan ditegakkan dengan keadilan dan kebijakan-kebijakan politik yang baik untuk menyebarkan Islam di wilayah tersebut. Dari wilayah ini muncul gerakan-gerakan sains dan kebudayaan Islam yang bercampur antara kebudayaan Arab dan non Arab, menjadikan terbentuknya kebudayaan yang kokoh selama berabad-abad.
5. Penyebaran Islam terus berlanjut. Khurasan dan Transoxiana dipenuhi imigran Arab yang datang menetap. Menurut sedikit sumber sejarah, 50.000 keluarga Arab berbondong meninggalkan Basra di Iraq dan menetap di wilayah ini, yang kemudian diikuti gelombang imigran keluarga Arab yang menjadi bukti penyebaran Islam dan meningkatnya perdagangan dan kemajuan kebudayaan.
6. Periode emas meluas dari akhir abad pertama hijriah hingga awal abad ketujuh hijriah, dan berakhir ketika invasi Tartar mulai. Invasi ini dipimpinJenghis Khan pada tahun 600 H (1200M) di wilayah Khawarzim dan menguasainya.
7. Sedangkan sejarah tentang kerajaan-kerajaan di wilayah tersebut setelah mulainya invasi Tartar dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Seluruh wilayah Khilafah Umayyah kemudian beralih diperintah dengan sistem kerajaan (sebagai lawan khilafah), kemudian diikuti oleh pergantian tampuk kekuasaan oleh Khilafah Abbasiah sekitar satu abad kemudian, dan sekali lagi memerintah dengan institusi Khilafah Islam.
b. Negara Tahiriyah berdiri dan berakhir antara 205-259 H.
c. Kemudian negara Safariyah didirikan oleh Ya’qub bin al-Layth al-Safar.
d. Kemudian negara Samanid berdiri dan berakhir antara tahun 261 H – 389 H.
e. Kemudian pendirian negara Ghaznawi terjadi tahun 366 H dan berakhir 387 H (976-997 M), yang mengawali terbentuknya negara besar India serta penyebaran Islam dan menghasilkan raja besar Mahmoud Saboktekin dari Ghaznawi (semoga Allah merahmatinya). Fase ini diwarnai terbentuknya kebudayaan besar dan perkembangan kemajuan di bidang literatur (kesusastraan), penulisan sains, arsitektur, perdagangan, hukum dan administrasi umum.
f. Kemudian muncul Seljuk Turks, yang memerintah Khurasan dan memperluas kekuasaannya ke arah utara Iraq dan mencapai puncak kekuasaan di masa pemerintahan Sultan Alp Arsalan dan putranya Malik Shah.
g. Kemudian muncul negara Al-Khawarzim yang meluaskan kekuasaannya atas Transoxiana, utara Afghanistan dan Khurasan. Negara ini berpusat di Jarjaan di tepi sungai Jihoun. Mereka kemudian diserang oleh Tartar yang menyebabkan kerusakan luas dan berakhir pada kekalahan total Khawarzim pada tahun 618 H (1221 M).
Raja-raja Khawarzim memiliki kontribusi bagi perluasan Islam di Turkistan, di wilayah timur dan utara, di wilayah Rusia (Volga Basin)yang menyebabkan masuknya suku Tartar , di Turks dan Beltar.
Invasi Tartar
Tartar menyerbu dari Mongolia. Peristiwa ini diawali dengan naiknya Timohen (Temujin) pada tahun 601 H/1203 M, yang baru berusia 13 tahun. Ternyata dia dengan cepat mengendalikan suku-suku Mongolia dan mendapat gelar Jenghis Khan dan membentuk pasukan yang kuat. Mereka pergi ke arah timur, menguasai sebagian besar Cina dan kemudian memasuki Beijing. Mereka juga pergi ke arah barat setelah itu. Mereka melintasi sungai dan dengan cepat memasuki Transoxiana seperti aliran air bah, merusak, membakar, membunuh dan menghancurkan kota satu-persatu.
Cucu Jenghis Khan, Batu Khan, menyerbu Eropa timur dan kemudian penerusnya Hulagu menundukkan dunia Islam dan memasuki Baghdad pada tahun 656 H/1258 M, di sana mereka menyembelih Khalifah terakhir Bani Abbasiyah, Al-Mu’tashim.
Setelah penyerahan diri Amir Syam, pasukan Tartar menaklukkan Aleppo dan Damaskus, dan berencana bergerak melalui Mesir. Sisa-sisa pasukan Syam pergi ke Mamluk, Mesir, di bawah pimpinan Saifudin Qutuz. Pasukan Tartar kemudian dikalahkan di bagian utara Palestina yang masih menjadi wilayah bagian Syam dalam peperangan Ayn Jaloot pada tahun 1260 M.
Raja Mongol di Turkistan dan Asia Tengah saat itu adalah Baraka, Khan bin Joji, penguasaMongol pertama yang menyatakan ke-Islamannya. Dia memerintah antara 654-665 H, menyebarkan Islam di Golden Horde dan memenangkan negara di daratan Transoxiana, yang di situ dimulai upaya Hulagu untuk membentuk aliansi dengan negara-negara Nasrani di timur.
Di tangan Muslim Tartar, negeri-negeri seperti Crimea, Bashkeer dan Siberia Barat masuk ke dalam kekuasaan Islam sedikit demi sedikit. Kota Siber menjadi bagian ibu kotanya pada abad ketujuh Hijriyah. Sekitar setengah dari orang Mongolia masuk Islam dan memerintah Asia Tengah hingga Moscow. Wilayah ini dibawah kekuasaan Muslim dari kota Kazan yang segera mereka bangun dan kemudian memerintah dari negara yang kini diketahui bernama Uni Soviet, di bawah kekuasaan Islam. Pemerintahan Timur Lenk (Tamur Lane) berasal dari Polandia dengan ibu kotanya Samarkand.
Anak-anak Tamur Lane memerintah Asia Tengah sekitar seratus tahun hingga peperangan antara anak-anak Tamur Lane (saling bunuh antar saudara) melemahkan negara ini.
Dinasti Shaybanid muncul setelah itu dan memerintah antara 906 H-1006 H dengan ibu kota negara mereka, Bukhara.
Kemudian muncul Dinasti Astrakhan yang memerintah antara 1006 H-1099 H dan memulai peperangan dengan Syiah Safavid di Iran.
Tampuk kekuasaan kemudian terbagi dan menjadi rapuh di wilayah tersebut antara beberapa dinasti hingga awal abad ke-14 H dimana mereka siap dicaplok dalam invasi kekaisaran Rusia.
Sumber: Buku “Muslims of Central Asia and Coming Battle of Islam”
Penulis: Syekh Abu Mus’ab As-Suri
http://www.al-mustaqbal.net/new/share/resensi/seri-kajian-jihad-di-asia-tengah-sejarah-asia-tengah/
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
